Sabtu, 06 September 2025

Hey_September

Pernahkah kamu cemburu pada sesuatu yang tak pernah menjadi milikmu?

Aku pernah. Dan itu lebih menyakitkan dari kehilangan. 

Hatiku patah, padahal sempat memiliki saja tidak pernah. Seperti doa yang tak pernah berani terbang ke langit, terasa menggantung di bumi ini tanpa arah, tak menemukan jalan menuju dirinya. 

Cemburu itu menyusup diam-diam, merayap dalam keheningan, menyesakkan dada pada rasa yang tak pernah tersampaikan.

Aku cemburu pada tatapan yang tak pernah singgah kepadaku, pada senyuman yang tak pernah menjadi milikku. 

Aku cemburu pada kebersamaan yang tak pernah kurasakan, pada perhatian yang tak pernah ditakdirkan. Bagaimana mungkin aku terluka pada sesuatu yang bahkan tak pernah Tuhan izinkan untukku? 

Bagaimana mungkin aku berharap pada sesuatu yang bahkan namanya tak pernah tertulis di Lauh Mahfuzhku?

Namun aku mulai sadar, bukankah Allah sebaik-baik Penulis Takdir? 

Bukankah segala yang tak terjadi adalah bentuk kasih sayang-Nya yang tak terlihat?

Jika memang bukan untuk dimiliki, biarlah ia menjadi doa yang menguap dalam sujud panjang, menjadi rindu yang larut dalam ikhlas yang tak pernah terucapkan.

Dan pada akhirnya, ketidak milikan ini adalah jalan menuju keikhlasan, kekosongan ini adalah ruang untuk berserah.

Semoga, di balik cemburu yang tak pernah terucap, Allah sedang menyiapkan kisah yang lebih indah dari yang pernah kubayangkan, pada pertemuan yang tak terduga, dengan takdir yang jauh lebih baik dari yang pernah kuminta.

Nasihat untukmu : "Orang yang pergi tanpa penjelasan tidak sedang memberi ujian, tapi memberi ruang. Ruang untuk kamu mengenal dirimu lebih dalam lagi."

~SA