Rabu, 25 Desember 2019

Terus Melangkah #2019

.........

Di dunia ini banyak orang yang bisa datang dan pergi di hidup kita. Sebagian tetap tinggal, sebagian juga ada yang pergi. Tapi bukan soal siapa yang tinggal dan siapa yang pergi.

Melainkan siapa yang mengerti.

Karena lepas dari mereka tetap tinggal atau pergi, terlepas dari siapa yang selalu ada, nyatanya yang kita butuhkan cuma mereka yang bisa mengerti kita.

Karena percuma mereka ada tapi enggak mengerti.
Percuma mereka ada tapi kita masih mencari dan merasa kosong.
Dan percuma mereka pergi tanpa membuat kita mencari.
Percuma. 

"Maaf atas segala hal kecil yang membuatmu marah, atas niat baikku yang selalu kau pandang salah.
Aku tak pernah mengerti, kenapa bagimu pergi begitu selalu mudah?, 
Sementara bagiku, meninggalkanmu adalah hal yang paling susah." 

Kamu tau, semenjak ada kata bucin, kata tulus mulai terabaikan..

Kamu tau,
Aku pernah menangis di sepertiga malam-malamku karena aku bercerita pada-Nya tentang kamu yang aku kangenin.
Aku pernah menunggu balasan pesan darimu sampai-sampai aku ketiduran.
Aku pernah melamun tentang bagaimana jika kelak kita hidup bersama.
Aku pernah merasa menjadi seseorang yang selalu mendo'akanmu.
Aku pernah menjadi seseorang yang paling cemburu saat mengetahui dirimu didekati seseorang yang lain.
Aku pernah menjadi seseorang yang sangat begitu mencintaimu.
Dan untuk pernah-pernah yang lainnya, iya.. aku pernah.

Setiap individu punya arti cintanya masing-masing. Yang berbeda hanya caranya, mau mengutarakannya atau menyimpannya dalam hati saja. Bagi saya, memiliki seseorang yang saya cintai bukanlah hal yang sulit, justru yang sulit adalah bagaimana menjaganya untuk tetap bahagia bersama saya.

Saya pernah belajar dari seseorang yang dulunya lumayan berarti untuk saya. 
Katanya, "bahagia bisa datang dari mana aja kok. Kalo kita sayang sama orang, kita pasti selalu mau dia bahagia walaupun bukan bersama kita." 

Dan saya percaya, karena yang saya rasakan saat itu memang hanya kebahagiaannya yang saya mau, meski bukan pada saya. 
Sulit memang.

Tapi percayalah, memiliki seseorang yang hatinya bukan untuk kita itu jauh lebih menyakitkan dari pada mengikhlaskan orang yang kita cintai untuk orang lain yang bisa membuatnya bahagia.

Beriringnya waktu, saya kembali merasakan hal yang sama, kepada dia, orang yang selalu memandang saya sebagai versi terbaik saya  dengan segala keburukan yang saya punya. Orang yang mungkin disediakan Tuhan untuk menemani saya dikala sepi.

Mulanya saya sangat ingin memilikinya tapi ternyata ada hati lain yang sedang menjaganya. Saya tidak tau harus berbuat apa saat itu. Yang saya tau, saya enggak mau merusak sebuah dongeng orang lain, yang mungkin dengan seseorang itu dia bisa jauh lebih bahagia daripada bersama saya yang sangat jauh dari kata sempurna. 

Pada akhirnya, saya kembali memasrahkan kehendak, bukan memaksakan kehendak-Nya. Saya hanya bisa meminta semoga Tuhan selalu menjaganya dan membuatnya selalu tersenyum. 

Setelah itu saya sadar, mencintai orang itu tidak semudah kita ingin memilikinya, tapi dengan sesulit itu pun kita membuatnya bahagia.

"Sebelum sedingin laut lepas, kamu pernah sehangat napas." 

Sekilas ada pertanyaan : 
"Apa yang kamu sesalkan di tahun 2019?"

Jawabku :
"Enggak ada!"
Aku enggak pernah menyesali cerita-cerita yang telah aku jalani dan melewatiku sepanjang 2019. Bahagia, senyuman, kekecewaan, bahkan tangisan pun aku enggak akan menyesal. Karena bagiku mereka adalah sebuah cerita. 
Cerita perjalanan hidup. 
Sebuah cerita perjuangan dalam hidup. 
Yang aku sesalkan hanya satu, aku belum bisa menyempurnakan ibadahku. 

Maafkan aku, jika pernah mencintaimu dengan cara yang salah dimata-Nya.

-SA-

Minggu, 01 Desember 2019

Laki-Laki Akhir Zaman


Aku tau,
Aku mungkin belum sebagus dan sebaik itu, sesempurna kriteriamu. Masih banyak cacad disana-sini, masih banyak kekurangannya, masih jauh dari harapanmu. Well, it's ok.

Setidaknya aku hanya berusaha sebaik mungkin, walau tidak se-ideal "mimpimu". 

Aku hanya laki-laki akhir zaman yang punya banyak kekurangan, segudang masalah, dan lembaran hitam masa lalu. Aku hanya laki-laki biasa..

"Kita gak pernah tau kapan seseorang akan pergi meninggalkan kita, yang kita harus tau, kita harus terus mempersiapkan diri.."

Kamu mau tau kenapa aku masih berharap? Karena aku pernah gagal. Dan kegagalan itu menyakitkan. Mempengaruhi hidupku, dan pola pikirku tentang dunia. Satu persatu aku kumpulkan kembali kepingan-kepingan harga diri, kepingan-kepingan harapan, dan kepingan-kepingan mimpi-mimpiku. Aku hanya laki-laki biasa..


Jangan.. Jangan mengasihaniku, aku tidak perlu belas kasihanmu, aku laki-laki, Ayah-Ibuku mengajarkanku bagaimana bangun kembali saat aku terjatuh. Saat aku tertatih. Dan mereka selalu meyakinkanku bahwa laki-laki jangan lemah gemulai. Jadilah keras dan tegas, walau kadang nanti tidak semua orang akan menyukai jalan hidupku, sebuah prinsip kedewasaan.


Tapi tak mengapa, aku punya pilihan dan kamu punya jawaban. Kita sedang berada di fase dimana terkadang kita memang benar-benar harus "selektif" terhadap pilihan kita. Biarpun itu akan menyakitkan perasaan kita masing-masing. Kita sedang belajar bagaimana sorang dewasa menjalani hidupnya dengan segala pilihan dan tanggung jawabnya, dengan segala konsekwensinya. 


Tuhan..

Jika memang semua pilihan tersebut adalah jalan dari garis tanganku, aku siap melaluinya.
Jika memang doa & takdir bisa bertarung dilangit, maka biarkan aku selalu berdoa tentang takdirku sendiri. Aku hanya memohon, ijinkanlah Hidayah-Mu selalu menaungiku. Agar aku tidak patah semangat tentang bagaimana aku harus membahagiakan orang-orang yang aku cintai. 

Tuhan..

Jika memang ada seseorang yang benar-benar aku cintai dan dengannya aku belajar banyak tentang-Mu, ijinkan aku dekat dengannya. Walaupun mungkin dia bukan takdirku.
Jika memang ada seseorang yang benar-benar aku cintai dan dengannya membuatku bisa lebih dekat dengan Surga-Mu, maka jangan Kau halangi niatku menyempurnakan dan menggenapkan separuh agamaku. 

"Jika tidak sekuat hujan yang menyatukan langit dan bumi, jadilah selembut doa yang menyatukan harapan dan takdir."

Ya, aku tau..

Sebuah narasi singkat tentang mimpi dan harapan yang takkan bosan aku sebut didalam doa-doaku. Kepingan demi kepingan dengan sabar aku kumpulkan lagi agar bisa utuh kembali. Satu tempat untuk satu nama. Dengan segala resikonya, dengan segala cerita dan pembenarannya. 

Karena aku, hanya laki-laki biasa akhir zaman.


-SA-