Minggu, 01 Desember 2019

Laki-Laki Akhir Zaman


Aku tau,
Aku mungkin belum sebagus dan sebaik itu, sesempurna kriteriamu. Masih banyak cacad disana-sini, masih banyak kekurangannya, masih jauh dari harapanmu. Well, it's ok.

Setidaknya aku hanya berusaha sebaik mungkin, walau tidak se-ideal "mimpimu". 

Aku hanya laki-laki akhir zaman yang punya banyak kekurangan, segudang masalah, dan lembaran hitam masa lalu. Aku hanya laki-laki biasa..

"Kita gak pernah tau kapan seseorang akan pergi meninggalkan kita, yang kita harus tau, kita harus terus mempersiapkan diri.."

Kamu mau tau kenapa aku masih berharap? Karena aku pernah gagal. Dan kegagalan itu menyakitkan. Mempengaruhi hidupku, dan pola pikirku tentang dunia. Satu persatu aku kumpulkan kembali kepingan-kepingan harga diri, kepingan-kepingan harapan, dan kepingan-kepingan mimpi-mimpiku. Aku hanya laki-laki biasa..


Jangan.. Jangan mengasihaniku, aku tidak perlu belas kasihanmu, aku laki-laki, Ayah-Ibuku mengajarkanku bagaimana bangun kembali saat aku terjatuh. Saat aku tertatih. Dan mereka selalu meyakinkanku bahwa laki-laki jangan lemah gemulai. Jadilah keras dan tegas, walau kadang nanti tidak semua orang akan menyukai jalan hidupku, sebuah prinsip kedewasaan.


Tapi tak mengapa, aku punya pilihan dan kamu punya jawaban. Kita sedang berada di fase dimana terkadang kita memang benar-benar harus "selektif" terhadap pilihan kita. Biarpun itu akan menyakitkan perasaan kita masing-masing. Kita sedang belajar bagaimana sorang dewasa menjalani hidupnya dengan segala pilihan dan tanggung jawabnya, dengan segala konsekwensinya. 


Tuhan..

Jika memang semua pilihan tersebut adalah jalan dari garis tanganku, aku siap melaluinya.
Jika memang doa & takdir bisa bertarung dilangit, maka biarkan aku selalu berdoa tentang takdirku sendiri. Aku hanya memohon, ijinkanlah Hidayah-Mu selalu menaungiku. Agar aku tidak patah semangat tentang bagaimana aku harus membahagiakan orang-orang yang aku cintai. 

Tuhan..

Jika memang ada seseorang yang benar-benar aku cintai dan dengannya aku belajar banyak tentang-Mu, ijinkan aku dekat dengannya. Walaupun mungkin dia bukan takdirku.
Jika memang ada seseorang yang benar-benar aku cintai dan dengannya membuatku bisa lebih dekat dengan Surga-Mu, maka jangan Kau halangi niatku menyempurnakan dan menggenapkan separuh agamaku. 

"Jika tidak sekuat hujan yang menyatukan langit dan bumi, jadilah selembut doa yang menyatukan harapan dan takdir."

Ya, aku tau..

Sebuah narasi singkat tentang mimpi dan harapan yang takkan bosan aku sebut didalam doa-doaku. Kepingan demi kepingan dengan sabar aku kumpulkan lagi agar bisa utuh kembali. Satu tempat untuk satu nama. Dengan segala resikonya, dengan segala cerita dan pembenarannya. 

Karena aku, hanya laki-laki biasa akhir zaman.


-SA- 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar